PSIKOLOGI UMUM I ( PSIUM1#3)

EMPIRICISM,SENSATIONALISM AND POSITIVISM

1.1.  EMPIRICISM  

  • BRITISH EMPIRICISM

Is the epistemology that assert that the evidence of sense constitutes the primary data of all knowledge : that knowledge cannot exist unless this evidence has first been gathered : and that all subsequent intellectual processes must use this evidence and only this evidence in framing valid propositions about the real world
( D,N. ROBINSON, 1986, P.205)

maksudnya adalah percaya bahwa penegetahuan itu berasal dari pengalaman
 

Empirisme secara etimologis berasal dari kata bahasa Inggris empiricism dan experience. Kata-kata ini berakar dari kata bahasa Yunani έμπειρία (empeiria) yang berarti pengalaman Sementara menurut A.R. Laceyberdasarkan akar katanya Empirisme adalah aliran dalam filsafat yangberpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkankepada pengalaman yang menggunakan indera.


1.  Ajaran-ajaran pokok Empirisme Yaitu:
  • Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
  • Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau rasio
  • Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi
  • Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).
  • Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.
  • Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan
2.  Tokoh-Tokoh  Empiricism
    • THOMAS HOBBES        ( 1588-1679 ) 
    • JOHN LOCKE                ( 1632-1704 )
    • GEORGE BERKELEY    ( 1685-1753 )
    • DAVID HUME                ( 1711-1776 )
    • DAVID HARTLEY          ( 1705-1757 )
    • JAMES MILL                 ( 1773-1836 )
    • JOHN STUART MILL    ( 1806-1873 )
    • ALAXANDER BAIN      ( 1818-1903 )
 
1.2. SENSATIONALISM  

FRENCH SENSATIONALISM
All the French and British philosophers considered in this chapter had these goals in common. We refer to the tionalist because some of them intetionally stressed the importance of sensationalism in explaining all conscious experience and because the label provides a convenient way of distinguishing between the British and the French.

Secara etimologi, sensasionalisme berasal dari kata Latin sensatio yaitu merasa atau mencerap. Aliran ini merupakan salah satu bentuk dari empirisme yang menegaskan bahwa semua pengetahuan pada akhirnya diperoleh dengan cara sensasi-sensasi.
 

1.       Tokoh-Tokoh Sensationalism

  • PIERRE GASSENDI                                ( 1542-1655 )
  • JULIEN DE LA METTERIE                     ( 1709-1751 )
  • ETIENNE BANNOT DE CONDILLAC  ( 1741-1780 )
  • CLAUDE-ADRIEN HEIVETIUS              ( 1715-1771 )



    1.3.     POSITIVISM
    As the successes of the physial and mental sciences speared througout Europe, and as religious doctrine became increasingly suspect, a new belief emerged-the belief that sience, not religion, was bes suited to solve all human problems. Such a belief is called scientism. To those embracing scietism, scietific knowledge is the only valid knowledge : therefore, it provides the only information one can believe.
    Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif bertentangan dengan apa yang hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan pengertian positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam "pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi


    1. Terdapat tiga tahap dalam perkembangan positivisme, yaitu:

    • Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada Sosiologi, walaupun perhatiannya juga diberikan pada teori pengetahuan yang diungkapkan oleh Comte dan tentang Logika yang dikemukakan oleh Mill. Tokoh-tokohnya Auguste Comte, E. Littre, P. Laffitte, JS. Mill dan Spencer. 


    • Munculnya tahap kedua dalam positivisme – empirio-positivisme – berawal pada tahun 1870-1890-an dan berpautan dengan Mach dan Avenarius. Keduanya meninggalkan pengetahuan formal tentang obyek-obyek nyata obyektif, yang merupakan suatu ciri positivisme awal. Dalam Machisme, masalah-masalah pengenalan ditafsirkan dari sudut pandang psikologisme ekstrim, yang bergabung dengan subyektivisme.


    • Perkembangan positivisme tahap terakhir berkaitan dengan lingkaran Wina dengan tokoh-tokohnya O.Neurath, Carnap, Schlick, Frank, dan lain-lain. Serta kelompok yang turut berpengaruh pada perkembangan tahap ketiga ini adalah Masyarakat Filsafat Ilmiah Berlin. Kedua kelompok ini menggabungkan sejumlah aliran seperti atomisme logis, positivisme logis, serta semantika. Pokok bahasan positivisme tahap ketiga ini diantaranya tentang bahasa, logika simbolis, struktur penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
     

  


  2. Tokoh-Tokoh Positivism

  • AUGUSTE COMTE  ( 1798-1857 )
  • ERNST MACH          ( 1838-1916 ) 



SEKIAN REVIEW PSIUM. KURANG LEBIH ,MOHON MAAF. TERIMAKASIH!.  ): ): ):




 REFERENSI

https://id.wikipedia.org/wiki/Positivisme

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI BISNIS 2. PB2C#1

PSIKOLOGI BISNIS 2. PB2C#2