PSIKOLOGI UMUM I ( PSIUM1#6&7 )
1. SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI DI INDONESIA
Psikologi permulaan didirikan di
Indonesia pada Tahun 1952 oleh Slamet Iman Santoso. Sebagai sebuah negara yang
berkembang Psikologi di butuhkan dalam bidang kesehatan, bisnis, pendidikan,
politik, permasalahan sosial dan hal lainnya.
Psikologi berkembang di Indonesia
dengan proses yang lebih singkat dibandingkan dengan negara Barat, namun
keberadaan Psikologi sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Walaupun
mengambil Ilmu Psikologi dari negri Barat tetapi Psikologi Barat tidak selalu
dapat diterapkan di Indonesia karna etnik dan kebudayaan orang Indonesia
berbeda dengan Barat. Maka dari itu
dibutuhkan penelitian psikologi mengenai basic
nature di Indonesia.
Dalam proses didirikannya psikologi
di Indonesia mendapat banyak hambatan mulai dari kurangnya dana dan sarana yang
memadai untuk penelitian serta mendapatkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
psikologi di Barat, seperti asal usul yang sangat luas, definisi yang
berfarias, teori dan metodologi yang bertentangan, dan aplikasi yang sangat
luas serta beragam. Disisi lain tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat
karna masyarakat Indonesia masih cenderung mengarapkan psikologi sebagai ilmu
yang pasti.
A. SEJARAH PSIKOLOGI DI INDONESIA
Psikologi pertama kali datang di
Indonesia dibawa oleh Slamet Iman Santoso(1907-2004) Psikiater kelahiran
Wonosobo Jawa Tengah 7 September 1907,Pria yang senang berpakaian putih-putih
ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Penerima Bintang Mahaputra
Utama III (1973), penerima penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan Nasional.
Menurut beliau, psikiatri sangat membutuhkan
ilmu psikologi untuk menjelaskan potensi-potensi manusia guna menyeleksi orang
yang tepat pada tempat yang tepat (the
right man in the right place).
Slamet merupakan ketua jurusan di
jurusan psikologi pada fakultas kedokteran Universitas Indonesia ia pun sebagai
perintis studi psikologi di Indonsia makapantaslah ia bila dijuluki sebagai
Bapak Psikologi Indonesia, dan psikologi yang pertama lulus pada saat itu
adalah Fuad Hasan (1929-2007) pada tahun 1958.
Departemen psikologi berdiri sendiri menjadi
sebuah fakultas sendiri pada tahun 1960 dengan slamet sebagai dekan pertama
lalu digantikan oleh Fuad Hasan.
Pada Tahun 1961 Psikologi berkembang
di Bandung dan mendirikan Fakultas Psikologi di Univrsitas Padjajaran. Lalu
disusul oleh Universitas Gadjah Mada yang mendirikan fakultas psikologi pada
Tahun 1964. Universitas Negri keempat yang didirikan adalah Universitas
Airlangga pada Tahun 1992.
Psikologi di Indonesia dikaitkan erat
dengan Psikologi klinis dan psikologi analisis, banyak pula menggunakan tehnik
proyeksi serta tes IQ untuk tujuan psikodiagnostik. Lalu pada tahun 1960 psikologi behaviorisme
lebih terkenal di Indonesia.
Pendidikan Psikologi di Indonesia
saat ini distandarisasi dan berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan
Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan izin praktek para psikologi berada
dibawah kontrol HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) dan departemen tenaga
kerja. HIMPI sendiri sejak tahun 1998/1999 sudah empunyai beberapa divisi yaitu
ikatan psikologi olahraga (IPO) ikatan psikologi sosial (IPS) dan asosiasi psikologi
industri dan organisasi (APIO).
B. PENDIDIKAN PSIKOLOGI DI INDONESIA
Pada tahun 1994 kurikulum baru mulai
diberlakukan di mana gelar SPsi diberikan jika mahasiswa telah mencapai 8
semesster. Lalu dapat meneruskan mengambil pendidikan S2 (Magister Psikologi)
dengan waktu 4 semester, dan dilanjutkan S3 (Doktor Psikologi) dengan 6
semester. Apabila ingin membuka praktik
harus menyelasikan pendidikan sampai S2 sehingga mendapatkan izin dari HMPI dan
Departemen tenaga kerja.
mahasiswa yang telah mengambil gelar
sarjana wajib mengikuti program ke paniteraan-siswa (internship) di enam bagian fakultas Psikologi yatu psikologi
klinis, psikologi pendidikan psikologi industri dan organisasi, psikologi
sosial, psikologi perkembangan dan psikologi eksperimen. Namun pada kurikulum
baru hmahasiswa perlu mengikuti program kepanitraan hanya 4 bagian saja. Yaitu
psikologi klinis, psikologi pendidikan, psikologi industri dan organisasi, dan
psikologi sosial. Sementara psikologi perkembangan dan psikologi eksperimen dianggap
sebagai dasar yang harus diberikan ypada tingkat sarjana. Lulusan program
profesi dapat melakukan praktik psikologi secara umum, misalnya dapat
berpraktik sebagai psikolog klinis, psikolog pendidikan dan yang lainnya.
Sejak tahun akademik 2000/2001
fakultas psikologi Universitas Indonesia merencanakan untuk menyelesaikan program pendidikan profesi sehingga
kelulasannya akan mendapatkan glar Mpsi (Magister Profesi) dan mengkhususkan
diri mengambil salah satu bidang saja.
Sampai saat ini jumlah perguruan
tinggi yang memiliki program pendidikan/fakultas psikologi telah mencapai 93
fakultas, yang terdiri dari 18 fakultas PTN dan 75 fakultas PTS yang tersebar
di seluruh Indonesia.
C. ORGANISASI PROFESIONAL
Organisasi psikologi di Indonesia
yaitu HIMPSI (Himpunan Psikologi di Indonesia) Merupakan organisasi profesi
psikologi di Indonesia, didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959 dengan
nama Ikatan Sarjana Psikologi, disingkat ISPsi.
Sejalan dengan perubahan sistim
pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di
Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia,
disingkat Himpsi. membuat kode etik,
kode etik tersebut direvisi setiap tiga tahun sekali.
Pada awalnya ISPsi cenderung
menginduk ke Departemen Kesehatan, namun semenjak tahun 1993, ISPsi bekerja
sama dengan Departemen Tenaga Kerja, Khususnya untuk perizinan pratek.
2. PSIKOLOGI TIMUR ( INDIA DAN CINA )
A. INDIA
- India (The Vedas dan Upanishads)
Sebagian besar pengetahuan kuno India berasal dari kitab Veda, yang merupakan sekumpulan pelajaran, hymne, puisi, dan prosa yang dikompilasikan dari pengajian lisan.
Walaupun terkesan ambigu dalam makna dan agak membingungkan dalam pengorganisasiannya, empat kitab Veda masih bertahan, yakni :
- Rig-Veda : berisi hymne-hymne pemujaan
- Sama-Veda : berisi pengetahuan tentang melodi
- Yajur-Veda : berisi ritual pengorbanan
- Atharva-Veda : berisi hal-hal magis (Magics)
Tiap kitab Veda terbagi dalam
empat sektor, yakni : Mantras (hymne), Brahmanas (doa-doa ritual), Aranyaka
(teks khusus untuk pertapa) dan Upanishads (kajian untuk para filsuf).
Rig-Veda mungkin adalah yang paling populer sebagai literatur karena memuat banyak hymne dan puisi pemujaan pada berbagai objek ibadah, matahari, bulan, angin, fajar dan api. Sedangkan Upanishads lebih menekankan pada kebijaksanaan ajaran Hindu dalam kaitannya manusia dengan dunianya.
Rig-Veda mungkin adalah yang paling populer sebagai literatur karena memuat banyak hymne dan puisi pemujaan pada berbagai objek ibadah, matahari, bulan, angin, fajar dan api. Sedangkan Upanishads lebih menekankan pada kebijaksanaan ajaran Hindu dalam kaitannya manusia dengan dunianya.
Ketidakpercayaan pada kemampuan
intelektual dan pengetahuan indrawi menjadi topik yang dominan, sebagai
pencarian atas pengendalian diri, kesatuan, dan pengetahuan universal. Proses
pencapaian tujuan ini melibatkan penumpahan segala ilmu, partisipasi, bahkan
kesadaran partikular yang hanya berlangsung sebentar saja.
Dugaan untuk mewujudkan tujuan tersebut disebut Atman yang menggambarkan jiwa dari segala jiwa. Atman juga sebagai karakter yang tak berbentuk, sangat tersembunyi, sebuah definisi teraplikasi pada intisari individual, sehingga dikatakan kita bukanlah mind, body atau keduanya tetapi kita impersonal, netral dan menyerap realitas.
Dugaan untuk mewujudkan tujuan tersebut disebut Atman yang menggambarkan jiwa dari segala jiwa. Atman juga sebagai karakter yang tak berbentuk, sangat tersembunyi, sebuah definisi teraplikasi pada intisari individual, sehingga dikatakan kita bukanlah mind, body atau keduanya tetapi kita impersonal, netral dan menyerap realitas.
Upanishads adalah metode
spriritual yang menyelamatkan kita dari terlepasnya ikatan antara particular
dan material. Perpindahan esensi manusia dipandang sebagai hukuman atas
kehidupan iblis dan reinkarnasi merupakan jalan pelepasan ikatan tersebut.
Dengan
menghilangkan keinginan individual melalui kehidupan pertapa, kita dapat keluar
dari individualisme dan terserap kembali ke dalam kesatuan menyeluruh dari Yang
Ada (Being) .Tujuan-tujuan yang diungkapkan dalam Upanishads mengarahkan pada
psikologi yang sangat bertentangan dengan dasar filosofis ajaran Barat. Namun
lambat laun Upanishads mengakui bahwa individu menegaskan dirinya sendiri sebagai
proses adaptasi dan perkembangan yang sempurna.
- India (Hindu Science and Phylosophy)
Ilmuwan-ilmuwan Hindu mengembangkan sistem
kompleks dalam bidang matematika. Ilmuwan yang terbesar adalah Aryabhata
(ca.500) yang menggunakan sistem desimal dalam argumennya mengenai revolusi
bumi pada porosnya.
Studi fisikanya didasari oleh teori filsafat yang menekankan pada dasar kehidupan tergantung pada atom yang berinteraksi dalam cara yang berbeda dalam menghasilkan objek dan kejadian lingkungan yang bervariasi.
Ilmu kimianya mempelopori industri yang berkembang pesat, seperti pembuatan kaca, pencelupan kain dan penyamakan.
Dunia medisnya menghasilkan proyek besar dalam anatomi dan fisiologi, antara lain mengenai sistem otot manusia. Kedokteran India pada awalnya memandang penyakit sebagai kesalahan sistem/terganggunya salah satu dari empat humors (udara, air, lendir dan darah), sehingga tumbuh-tumbuhan (herbs) digunakan sebagai obatnya.
Studi fisikanya didasari oleh teori filsafat yang menekankan pada dasar kehidupan tergantung pada atom yang berinteraksi dalam cara yang berbeda dalam menghasilkan objek dan kejadian lingkungan yang bervariasi.
Ilmu kimianya mempelopori industri yang berkembang pesat, seperti pembuatan kaca, pencelupan kain dan penyamakan.
Dunia medisnya menghasilkan proyek besar dalam anatomi dan fisiologi, antara lain mengenai sistem otot manusia. Kedokteran India pada awalnya memandang penyakit sebagai kesalahan sistem/terganggunya salah satu dari empat humors (udara, air, lendir dan darah), sehingga tumbuh-tumbuhan (herbs) digunakan sebagai obatnya.
Tujuan pengetahuan bukan untuk mengetahui dan
memprediksi aktivitas manusia dalam lingkungan, tetapi lebih untuk membebaskan
diri dari particular dan material. Filsafat yang mendasari psikologi di India
terekspresikan dalam enam sistem, yaitu :
The Nyaya System (argumen/alasan), metode
investigasi dan berpikir di India, tujuan utamanya mencapai Nirvana,
menggunakan silogisme bahwa ilmu dapat membimbing individu untuk membebaskan
diri.
The Vaisheshika System, menyatakan bahwa
kenyataan merupakan komposisi dari atom dan kehampaan.
The Sankhya System, sistem tertua yang mengidentifikasikan
25 realitas yang menyokong dunia. Tubuh diskemakan secara terperinci sebagai
substansi yang mengandung intelektualitas, kemampuan indrawi, mind, organ
perasaan dan tindakan. Jiwa (spirit) digambarkan sebagai seorang manusia,
prinsip fisik yang memberi substansi sebuah kehidupan, bersifat universal dan
plural, bukan individual.
The Yoga
System, membebaskan tubuh manusia dari hasrat/nafsu badaniah dan pengetahuan
indrawi melalui kekuatan supernatural dengan jalan meditasi.
The Purva-Mumansa System, menggunakan mind
untuk mensari kebenaran.
The Vendanta System, merupakan
perluasan kitab Veda yang menyatakan prisnsip pertamanya bahwa Tuhan dan jiwa
(soul) adalah suatu kesatuan, merngaplikasikan ajarannya pada pencarian
insight, keterbukaan, disiplin diri dan keinginan untuk menemukan kesatuan dan
kebahagiaan dalam Tuhan.
Implikasi
penting filsafat Hindu dalam psikologi :
- Individu memiliki karakteristik sebagai bagian dari kesatuan yang lebih besar.
- Penegasan individualitas dipandang bukan hanya berarti bagi dirinya sendiri, tapi lebih kepada sebuah aktivitas yang diminimalkan dan dihindari.
- Penekanan pada humanisme yang berdasar pada konsep dasar Hindu.
- India ( Buddism)
Buddha
berkeliling dari kota ke kota untuk menyebarkan doktrinnya yang dipasang
sebagai benang/sutra untuk menyentakkan ingatan seseorang. Ajarannya bertumpu
pada kesusahan dan kesengsaraan yang melingkupi pengalaman manusia, pada
intinya pencapaian Nirvana dengan hidup yang abadi, sejenis dengan pembebasan
pada ajaran Hindu.
Filsafat religinya menitikberatkan bahwa pengetahuan indrawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan kita, sebagai individu kita tidak bebas memilih nasib karena sudah ditentukan oleh determinasi kebiasaan, hereditas/keturunan dan kejadian-kejadin di lingkungan.
Psikologi Buddha lebih mengarah kepada Behaviorisme dan Materialistik, menerima pula reinkarnasi.
Filsafat religinya menitikberatkan bahwa pengetahuan indrawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan kita, sebagai individu kita tidak bebas memilih nasib karena sudah ditentukan oleh determinasi kebiasaan, hereditas/keturunan dan kejadian-kejadin di lingkungan.
Psikologi Buddha lebih mengarah kepada Behaviorisme dan Materialistik, menerima pula reinkarnasi.
B. CINA
- China (Early Philosophies)
Lao Tze yang menulis buku Tao Te Ching ( Book of the Ways and of the Virtue) yang mendasari ajaran Taoisme yang menawarkan jalan menuju kehidupan yang bijaksana, menolak bentuk pengetahuan agar kehidupan lebih simpel dan dekat dengan alam. Taoisme tidak menawarkan alternatif, penjelasan realistis mengenai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
- China (Confusius)
Ajaran moral Confusius berdasar pada komitmen individu dalam penghormatan, kejujuran dan harmoni pribadi. Menurutnya, keluarga merupakan unit kritik sosial yang mendukung individu dan bertindak sebagai pembatas terhadap lingkungan sosial yang lebih kompleks.
Konfusianisme bukan filsafat yang komprehensif, berisi ajaran-ajaran praktis yang mengarahkan pada tindakan moral dan politik, sehingga merupakan tipe filosofi aplikasi dengan beberapa tambahan metafisis.
Filsafat Konfusianisme mengarah pada konservatisme yang menyokong komunitas China, menekankan pada keluarga, ciri khasnya pada loyalitas pada hubungan, menyediakan basic framework di dalam institusi poltik, pendidikan, militer dan ekonomi.
- China (Later Philosophies)
- Mo Ti , seorang filsuf cina yang universal, menolak ajaran Confusius, mengembangkan bukti-bukti logis untuk menunjukkan keberadaan roh dan hantu, ajarannya menjadi dasar Chinesse Pacifism.
- Yang Chu, mengembangkan teori dasar yang menolak eksistensi Tuhan dan kehidupan setelah mati, pandangan hidupnya cenderung hedonis, yang mencari kesenangan dalam hidup
- Mencius,menawarkan pandangan yang lebih moderat, menyatakan kewajiban sosial dapat membuat kehidupan manusia menjadi baik, dalam praktiknya dia mengajarkan kepemimpinan dan kebajikan individu.
Dalam filosofi China, kemampuan intelektual tidak menempati peranan yang
dominan. Isu-isu religius, moral dan politik yang dipadukan memberikan pengaruh
pada perhatian ilmiah, termasuk psikologi. Takhayul, skeptisism, ritual nenek
moyang, toleransi sosial, kebajikan dan panteisme menjadi topik dominan dalam
literatur China dan pemikirannya.
Psikologi
dibatasi dalam skala konformitas dan non-konformitas dengan etika moral yang
dapat diterima oleh masyarakat isu-isu psikologi diintregasikan dengan
tujuan-tujuan keabadian melalui kebajikan dan kejujuran.
3. PERBEDAAN PSIKOLOGI BARAT DAN PSIKOLOGI TIMUR
A. PSIKOLOGI BARAT
- Psikologi Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka.
- Psikologi Barat berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.
- Filsafat barat (cikal bakal ilmu psikologi, definisi jiwa) digunakan sebagai alat merasionalkan hal-hal yang didogmakan gereja pada abad pertengahan.
- Psikologi-Psikologi Barat bersandar pada observasi tingkah laku.
- Psikologi Timur adalah tradisi filsafat (definisi jiwa) yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya.
- Ciri khas Psikologi Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama.
- Pendekatan psikologi-psikologi Asia didasarkan pada introspeksi dan pemeriksaan diri sendiri yang menuntut banyak energi.
Komentar
Posting Komentar